L U C A S #PROLOG

9:28 PM 0 Comments A+ a-

#PROLOG




 ------------------------------------------------------


Lari..


Aku benci lari. Tapi aku tidak bisa berhenti. Seseorang di depanku tidak mau berhenti dan terus menarik pergelangan tanganku agar terus mengikutinya. Kakinya menapaki trotoar secepat yang dia bisa, seakan mengabaikanku yang sudah sangat kelelahan. Dadaku sudah terasa sesak karena sirkulasi udara yang tidak lancar karena terus berlari. Aku mendongak. Mata yang tajam, wajah keras dengan rahang yang kokoh. Hidungnya tegak mancung memberi kesan arogan. Alisnya tebal menyatu membuatnya tampak semakin garang. Aku tidak tahu siapa pria ini. Dia datang tiba-tiba menabrakku dan menarik tanganku untuk diajaknya berlari. Kencang dengan tiga orang berbadan besar bahkan mungkin tiga kali lipat dari tubuhku sedang mengejar kami.

Mataku berkabut. Jangan.. jangan pingsan.. Tubuhku sudah seperti melayang. Dan...

Punggungku menabrak tembok cukup keras sampai membuatku mengaduh tertahan karena buru-buru tangan besar miliknya yang sejak tadi membawa sebuah tas hitam yang mungkin juga diincar oleh orang-orang tadi. Membekap mulutku dan merapat, dia mendekatkan wajahnya ke arahku.

deg.. deg..

Ini pose yang mampu membuat semua orang salah paham jika melihatnya. Dan mungkin sekarang jantungku salah paham. Kenapa dia berdetak begitu kencang? jangan sampai pria asing di depanku bisa mendengar. Memalukan. Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Sama sekali tidak pernah. Tetapi pria asing di depanku dengan aura gelap disekitarnya, ada bekas luka samar di keningnya tertutup poni dan terlihat tipe berandalan yang sangat aku hindari. Pria dengan tubuh jangkung membungkuk ke arahku, masih dengan membekap mulutku, terengah atas aksi larinya tadi tiba-tiba menatap ke arahku tepat di mataku, aku terkesiap. Ini justru semakin memperparah sirkulasi pernafasanku. Dia luar biasa tampan. Ya Tuhan, kakiku rasanya tidak bisa lagi menapak dengan benar. Garis keras bad boy menawan yang sering diceritakan teman-temanku. Bahwa bad boy itu keren, bad boy itu beda, bad boy... ya memang luar biasa.

"Kau tunggu disini. Jangan kemanapun."

Hah? Aku tersadar dari khayalanku. Dia mau pergi, tapi tidak mengijinkanku pergi. Apa ini dongeng? Ini bukan ftv atau jebakan dengan kamera tersembunyikan?

"Siapa namamu?" tahanku.

Dia menaikkan satu alisnya aneh mendengar pertanyaanku. "Hei nona, sekarang bukan waktu yang tepat untuk berkenalan. Aku harus menghabisi mereka dulu atau mereka yang akan menghabisi kita berdua."

"Katakan siapa namamu!" ucapku keras kepala.

Entah setan apa yang merasukiku. Aku ingin tahu siapa namanya, nama pria ini, yang telah menjebakku dalam permainannya.

Terpesona? Tentu. Tapi dia bukan tipe ku. Pria teladan, baik, romantis, seperti di drama korea. Tapi ini...

"Lucas!"

Arogan dengan nama arogan.

Belum sempat aku bertanya lebih jauh, dia sudah berjalan keluar dari tempat persembuyian kami, gang sempit yang becek karena hujan sejam lalu.

"Ck~ yak! orang tua. Aku menghindar karena aku tidak ingin kalian terluka." decak Lucas kesal. "Tetapi kenapa kalian bebal sekali."

"Ck~ bocah ingusan ini.." umpat Pria dengan badan lebih gelap muak dengan celotehan anak muda kurang ajar yang tidak mau minta maaf dan mencari gara-gara di tempatnya.

"Baiklah! Kita persingkat saja. Ayo maju satu-satu," Lucas sudah siap menerima serangan dari tiga orang yang jelas bisa membuatnya babak belur atau mati kehabisan darah.

Aku hanya bisa membuka mulutku tidak percaya dengan apa yang dikatakan pria yang baru saja menarik tanganku. Orang macam apa dia itu? Percaya diri dan kurang ajar. Aku memang tidak tahu menahu titik permasalahannya. Tetapi melihat raut muka preman preman galak yang siap memberi Lucas bogem mentah membuatku bisa menerka, kesalahan dominan ada pada Lucas dan aku terlibat sekarang. Hah!

Oke aku ralat sekarang kalau aku terpesona padanya. DIA BUKAN TIPE KU. Kurang ajar, keras kepala, arogan. Apa dia pikir dia Choi Young Do?

Berjongkok sambil menyumpal kedua telingaku yang mengalunkan suara merdu Leroy Sanchez. Tidak peduli dengan apa yang tengah terjadi. Hei! Aku tidak terlibat dan tidak mau terlibat. Tapi apa sebenarnya isi tas itu? Hmm... apa jangan-jangan narkoba. Ya Tuhan aku berurusan dengan bandar narkoba. Tidak.. tidak. Dia memang berandal tapi sepertinya dia bukan pecandu. Soalnya dia bisa berlari kencang, tapi tunggu... apa hubungannya ya pecandu dengan berlari kencang?

Lupakan!

Kreek!!

Isinya.

Eh? Buku pelajaran? Tempat pensil warna pink? Eeeh. Ternyata badan preman tidak menjamin kalau dalamnya hello kitty.

"Bukankah tidak sopan menggeledah tas milik orang saat pemiliknya tidak ada?"

Eh? Aduh. Ketahuan kan.

Aku berdiri dan kembali memasang poker face.

"Bukankah tidak sopan juga menarik orang asing ikut lari?" Balasku.

"Ck! Pulanglah!" dia berbalik begitu saja sambil merebut tas hitam yang masih belum luput dari pandanganku.

Apa itu miliknya? Dengan badan, wajah dan kepribadian seperti itu? Apa milik adiknya? Atau jangan-jangan kekasihnya?

Yak! Apa peduliku?

Dan lihatlah dia pergi begitu saja? Tidak ada kata maaf karena telah melibatkanku. Tidak ada basa-basi mengantarku pulang. Atau sekedar ganti menanyakan namaku.

"Yak! Kau... L U C A S!!"

Lucas diam saja berbalik. Segera aku hadiahi dia tendangan super dahsyat pada tulang keringnya dan menginjak kaki lainnya. Bagaikan bambu dia tumbang begitu saja. Mampus.

Sekarang ganti kabur. Melihat pria berbadan besar tergeletak di jalan tentu bukan perkara bagus jika aku masih diam disini dengan seorang Lucas. Bisa-bisa ganti aku yang mampus.

Setelah cukup jauh berlari, dan tidak ada tanda-tanda mengejar. Justru di depanku sosok jangkung itu. Tapi berbeda. Tapi mirip.. sama.. persis.. dia siapa?

"Lucas?" Gumamku.

"Kau mengenalku?"

Looooh.. ini Lucas yang mana lagi?

--------------------------------------------------------------------------------

Hai \m/ Omega here. Glad to know you guys. Enjoy with me OK!!